Rabu, 07 Mei 2008

Sari Jorgensen


16 Sekrup dan 2 Plat di Tubuhnya

Jatuh dari sepeda, Sari Anna jorgensen mengalami kecelakaan parah di tahun 2001. 16 Sekrup dan 2 plat harus dipasang di tubuhnya. Itulah kecelakaan paling menakutkan yang dialaminya. Tapi ia mampu kembali bersaing dengan pembalap-pembalap kelas dunia di nomor downhill dan 4x.

”Karirku seperti mimpi indah yang menjadi kenyataan,” ujar rider 27 tahun ini. Ya, tanpa sengaja, sepeda menjadi jalan hidupnya sampai sekarang. Tahun 1991 adalah awal mula karirnya saat pertama kali mencoba turun di lomba cross country kelas anak-anak yang waktu itu diadakan di Swiss. Dan itu juga dilakukan secara tak sengaja saat sedang pergi bersama keluarganya.

Dan ia melihat kalau wanita selama ini selalu dianaktirikan dan diremehkan kemampuannya. Semua itu ia alami selama dua tahun awal perjalanan karirnya. Sampai suatu saat ia berkomitmen kalau ia harus menjadi wanita yang kuat dan mendukung rider-rider wanita yang ada. Kebetulan, ada pencari bakat yang sangat ingin ridernya adalah seorang wanita. Dia adalah Florian Wiesmann. ”I must support the girl,” begitu katanya.

Jalan satu-satunya agar lelaki tidak meremehkan perempuan adalah lewat permainan ektrim MTB yaitu downhill. Pertama kali turun mencoba trek downhill, Sari menggunakan sepeda hardtail. Tentu agak-agak sulit kalau menggunakan sepeda yang tidak berfitur double suspension bukan?! Tapi Sari sukses melakukannya. Mencoba turun di lomba yang sebenarnya dengan sepeda hardtail (saat itu ia baru berusia 13 tahun), waktu yang berhasil ditempuhnya hanya lebih lambat 9 detik dari si pemenang yang empat tahun lebih tua darinya.

Dengan prestasi seperti itu, Florian siap mendukung karirnya untuk dua tahun ke depan dalam hal mengikuti berbagai perlombaan, penyediaan sepeda, dan pendidikannya di sekolah (bahkan saat sedang mengerjakan tugas pelajaran di rumah).

Tapi sayangnya, Florian terlalu banyak turut campur dalam urusan Sari. Ia merasa masih sangat muda -saat itu berusia 14 tahun- untuk terlalu dikekang dalam hal didikan untuk menjadi seorang rider profesional. Sementara yang ia butuhkan sebenarnya adalah dukungan yang penuh dari segala hal yang ia lakukan, tidak hanya di dunia sepeda.

Walaupun begitu, dukungan sponsor terus mengalir buatnya. Adalah dari MTB Cycletech. Saat itu mereka belum punya sepeda downhill dan Sarilah yang berjasa agar menggunakan sepeda dari Florian Wiesmann.

Setelah malang melintang di sebagian besar dataran Eropa untuk turun di ajang perlombaan, saat berusia 15 tahun, Sari memutuskan untuk mencoba tantangan lain. Uang hasil tabungannya ia hitung ulang yang akan ia gunakan sebagai modal untuk pergi ke suatu negara di kawasan Amerika Utara, tempat berlangsungnya kejuaraan World Cup. Dengan dana pas-pasan, Sari nekat untuk pergi ke Kanada, yang saat itu menjadi tuan rumah salah satu seri World Cup Downhill di tahun 1997, untuk turun sebagai salah satu pesertanya.

Akhirnya Sari benar-benar sampai di Kanada dan siap turun di kelas downhill. Tapi, sesuatu yang tak diinginkan terjadi. Sepeda yang ia gunakan tak mampu bersaing dengan sepeda-sepeda lain yang digunakan rider-rider kelas dunia. Iapun sempat putus asa. Pangkal permasalahan sebenarnya ada di sepeda hardtail yang dia pakai. Jalan keluar dengan cepat ia pikirkan. Untunglah ada yang mau menampungnya yaitu Yeti Team dibawah komando Mert Lawwill. Mereka memutuskan untuk menggunakan Sari sebagai pembalapnya. Tapi hanya bersifat sementara, artinya Sari harus mengembalikan sepeda tersebut setelah selesai balapan.

Jadilah ia turun lomba dan dengan kepercayaan diri yang tinggi, hasil yang sangat baik menghampirinya. Sari, yang kala itu baru berusia 16 tahun, masuk dalam sepuluh besar pembalap terdepan, tepatnya ia menempati posisi ke-9. Benar-benar prestasi yang diluar dugaan. Tak lupa ia berterima kasih pada Mert dan segera mengembalikan sepeda yang ia pinjam. Tapi saat akan menyerahkan sepeda Yeti tersebut, Mert mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan.”Pakailah sepeda ini buatmu sampai di kejuaraan World Cup USA,” begitu kata Mert. Satu kejutan lagi buatnya. Betapa senangnya Sari saat Mert tetap membolehkannya menggunakan sepeda tersebut di seri World Cup berikutnya. Kesempatan langka ini pun tidak ia sia-siakan. Latihan fisik, teknik, dan mental terus ia asah karena ketiga hal itu merupakan yang paling utama yang harus dimiliki seorang atlet.

Dan benar saja. Di Amerika Serikat, Sari meraih prestasi yang lebih baik dari yang ia raih di Kanada. Ia berhasil duduk di peringkat ke-6. Mert pun sangat bangga atas prestasinya itu. Akhirnya ia memutuskan akan memberikan sepeda yang dipakai Sari sebagai hadiah pribadi darinya. ”Bawa pulang sepeda ini dan rawatlah dengan baik,” ujarnya saat itu. Tak heran, kalau Sari mengganggap Mert sebagai salah satu orang yang paling berjasa dalam mendukung karirnya sebagai pembalap.

Balapan lain yang ia tunggu-tunggu adalah kejuaraan world championship di negaranya sendiri, Swiss. Di sini ia berhasil meyakinkan Mert kalau ia layak untuk masuk tim ”yang sebenarnya”. Mert pun juga sangat yakin akan kemampuan Sari sehingga ia ingin sekali mengontraknya di tahun 1998 dan hal itu benar-benar terjadi, Sari menjadi pembalap Yeti Team.

Gelar juara pertama buat timnya ia persembahkan saat berlangsung kejuaraan World Cup Downhill di Italia tahun 1998. Hebatnya, di akhir musim, ia menutup seri kejuaraan World Cup sebagai juara dunia junior. Prestasi yang tidak disangka-sangka dan betapa terkejutnya Mert saat itu. Tapi sebelum mengontrak Sari, Mert sudah berkeyakinan kalau anak ini pasti akan berprestasi, tapi tidak dalam waktu yang secepat ini. Benar-benar di luar dugaannya.

Sederetan gelar juara membuat Sari diperebutkan banyak tim. Tapi ia sangat ingin sekali bergabung dengan John Tomac di Tomac Team. Jadilah ia bergabung pada tahun 1999 dan 2000 di tim ini. ”Bergabung di Tomac team merupakan pengalaman paling mengesankan. Saya banyak belajar dan bersama-sama John sering melakukan eksplorasi tentang teknik membalap,” ujarnya. Sayangnya, tiba-tiba tim ini membuat peraturan baru yang mengharuskan pembalapnya harus berasal dari Amerika Serikat, yang artinya Sari mesti mencari tim lain. Tentu ia sangat kecewa tapi tak mampu berbuat apa-apa.

Kembali ia mencari sponsor dan kali ini mencapai kata sepakat dengan Intense. Kesialan kembali dialami Sari. Setelah beberapa waktu sebelumnya keluar dari Tomac Team, saat berada di Intense ia mengalami patah tulang bahu yang mengharuskan di dalam tubuhnya ditanam 16 sekrup dan 2 plat dan harus melakukan terapi sepanjang musim panas 2001. Akhir musim panas, saat sedang melakukan latihan menjelang seri World Cup, kembali bahunya sobek dan harus menjalani operasi kembali. Ia baru benar-benar sembuh setahun kemudian, tepatnya di musim panas 2002.

Sekarang, Sari terkenal sebagai seorang dirtjumper dan sering menjadi juri di event-event internasional. Untungnya ia tidak trauma setelah berbagai kecelakaan menimpanya. Justru ia menganggap ”Life is good!”.(Januari 2008)

Nama : Sari Anna Jørgensen

Tanggal lahir : 25.07.1980

Tempat tinggal : CH Radelfingen

Hobi : Sepeda, musik, sun (melihat matahari)

Musik : Metallica, Misfits, Ramones

Tidak ada komentar: