Foto: Nirfan Rifki
Trek
Batu Layah-Balangan
Dari Bukit sampai Pantai
Trek dengan panjang 19 km di sisi lain Pulau Dewata. Bukit berbatu dan pantai yang masih sepi merupakan kelebihan jalur ini.
Anak-anak Hi’llander (klub pencinta MTB di Bali) yang merupakan penemu trek Batu Layah-Balangan ini selalu rutin mencoba dan sangat hafal akan berbagai rintangan yang ada. Awal mulanya adalah Jonie Noor dan Nyonyo yang melakukan perjalanan tanpa arah dari komplek Puri Gading tempat mereka tinggal, sekedar mencari berbagai jalan tembus sehingga akhirnya bisa sampai ke Pantai Balangan. Kebetulan juga waktu itu Hi’llander baru saja terbentuk. Makanya mereka mencari jalan yang bisa digunakan sebagai trek untuk mereka bermain nantinya.
Trek ini mulai di survey pada bulan Maret 2007 dengan startnya ada di komplek Puri Gading, tempat sebagian besar anggota Hi’llander tinggal. Selepas komplek Puri gading, lalu masuk ke arah Sekolah International Gandhi melewati hutan jati. Sampai di sini, permukaan trek berupa jalan tanah kombinasi single track dan jalan yang agak besar. Jalan juga masih mendatar/landai, belum ada turunan atau tanjakan yang dasyat.
Lepas dari situ, hamparan jalan kapur di daerah Balangan Pratama merupakan menu selanjutnya. Di sini treknya menanjak dengan sudut yang cukup curam. Kami yang sudah mencobanya juga agak kesulitan untuk menaklukannya. Tingkat kesulitan ada pada sudut kemiringan tanjakan tadi dan juga jalan yang dilalui rusak parah dengan batu-batu kapur berelimpangan di situ. Kira-kira sampai di sini, jarak yang sudah dihabiskan mencapai 5 km.
Kalau sudah bisa melewati jalan tadi, menu jalur selanjutnya lebih mudah ditaklukan karena hanya berupa jalan aspal dengan turunan yang landai. Nama jalannya adalah Pecatu Balangan sampai menuju ke Pecatu Graha sebelum kembali masuk ke jalur offroad.
Di jalur offroad selanjutnya inilah keindahan pulau Bali bisa kita lihat dari kejauhan, tepatnya di atas Bukit Sensus. Ada cerita menarik dibalik pemberian nama Bukit Sensus. Bukan pemerintah atau instansi lain yang memberikan nama bukit ini dengan sebutan ”sensus”, tapi Hi’llanderlah yang menyebutnya demikian karena waktu itu masing-masing anggota ditanyai umur dan tanggal lahirnya. Jadilah tempat ini bernama Bukit Sensus. Dari atas bukit ini kita bisa melihat ujung kepala Garuda Wisnu Kencana dan kepala burung pulau Bali (kalau kita lihat di peta, pulau Bali memang menyerupai burung) serta hamparan pantai nan indah.
Masih ada lagi pemandangan yang indah. Walaupun jalannya berupa campuran aspal, tanah dan kerikil yang sangat sulit dilalui, ditambah lagi tanjakannya yang curam, tapi bila kita bisa melaluinya, akan kembali terhampar suatu karya Tuhan yang begitu megah. Ya, dari atas Tebing Batu Layah/Bukit Madu ini, pemandangan yang ada di Bukit Sensus kembali bisa dilihat. Tapi ada tambahannya berupa tebing-tebing curam yang kelihatan berbahaya namun indah untuk dilihat. Sepanjang kurang lebih satu kilometer, perjalanan akan ”dibimbing” oleh tebing- tebing yang sangat tinggi itu di kanan dan kiri jalur.
Lewat dari sini, single track tanah berupa turunan sudah menunggu. Kehati-hatian dituntut agar bisa melahap jalan yang satu ini karena turunannya tidak lurus seperti biasanya, tapi menyamping. Karena kalau kita lurus, di depan sudah menunggu jurang yang sangat dalam. Terus saja menurun sampai ketemu jalan aspal. Sebenarnya jalan ini kembali ke jalan Pecatu Balangan tadi. Tapi kalau yang pertama tadi ada di atas bukit, sekarang kita tembus di jalan bawahnya ke arah pintu masuk komplek Puri Gading.
Dari sini, jalan menuju ke pantai Balangan berupa jalan aspal yang bisa dilalui oleh mobil. Saat sudah memasuki daerah pantai, sepeda harus melalui tangga tebing yang jumlahnya puluhan. Anda harus berhati-hati di sini karena menurut kabar yang beredar, pernah ada yang terjatuh.
Kalau Anda tidak ingin ke pantai Balangan, Anda bisa finish di bukitnya. Jadi tak perlu turun sampai ke pantai. Dari atas bukit ini pun terpampang jelas hamparan laut yang luas dengan keindahan pura-pura di penggir pantai. Kalau Anda lapar, tinggal memetik jambu monyet yang ada di sekitar tempat itu. Gratis kok.
Titik Berbahaya
Trek ini memang menyajikan sebagian besar tanjakan. Tapi banyak juga titik-titik berbahayanya. ”Pernah, salah satu member gowes paling depan dan cukup kencang melewati segerombolan sapi ternak penduduk, salah satu sapinya kaget sehingga tali pengikatnya lepas. Tali tadi melilit ban dan crank. Jadilah sepeda sama orangnya jumpalitan keseret sapi,” ucap Jonie Noor yang akrab disapa Ibung ini. Jadi, Anda patut berhati-hati karena jalan-jalan tadi masih sering dilewati hewan ternak.
Titik lain yang berbahaya ada di tebing Batu Layah karena kalau sampai terjerumus ke bawah tebing, nyawa Anda bisa melayang. Rata-rata tinggi tebing tersebut lebih dari 30 meter.
Jalan aspal di Balangan pun termasuk berbahaya. Seringkali banyak mobil atau motor yang ngebut karena jalanannya sepi. Anda harus berhati-hati saat berada di tikungan. Kalau Anda tertabrak, ya tebak sendiri saja deh.
Untuk cuaca, daerah Batu Layah tergolong panas walaupun berada di atas bukit. Batu Layah, yang masuk dalam daerah Jimbaran ini, memang tidak seperti Bedugul yang terkenal dingin. Pokoknya, sama dengan cuaca pantai khas Bali.
Jika Anda ingin mencoba trek ini, bisa menghubungi Ibung atau Enong. Sudah banyak klub-klub MTB yang main di sini, seperti Maseyuge Cycling Club/CC, McDonald CC, MTB Community, Satak CC, dan lain-lain. ”Kami pun senantiasa siap menemani,” tambah Ibung.(Desember 2007)
Trek Batu Layah Balangan
Contact person: Ibung dan Enong
Jl. Raya Puri Gading I , Blok F3 no.19
Telp. 0361 - 8572946
Kompl. Perum. Puri Gading - Jimbaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar